Rabu, 15 Desember 2010

Happy (belated) Birthday Lee Jinki

Saengil chukha hamnida, saengil chukha hamnida,
saranghaneun Lee Jinki, saengil chukha hamnida
yeeeey~ *throw confetti

this is what I had promised yesterday

Happy Birthday Lee Jinki our SHINee's leader
i wish you all the best
keep shining, keep your health, keep your leadership
and you may keep your sangtae too :P
we love you, Onew <3
*it's just co-pas from previous post XD*


oh ya, kemarin itu, aku kan main ke rumah cub, sekalian aja kita ngerayain ultahnya Onyu-oppa dengan makan kue dan melakukan tindakan geje, yaitu foto-foto. Tapi eike males nguploadnya, koneksi modem lambretta sih.. Lagian foto-foto yang dari webcam hasilnya naudzubillah baguuuuus banget sampe enggak tega mau nunjukin ke muka publik. Jadinya disimpen rapi aja deh sebagai dokumen pribadi :P
tapi kalo tetep penasaran mau liat sih, bisa liat di blog-nya Cub, walopun hasilnya gak se-eksotis foto webcam, teteplah, muka gue keliatan najong abis -______-"

STOP! malah jadi mempermalukan diri sendiri nih.
ya sudahlah, sudah yaaa..
bye-cycle, bye-bye-cycle XD

p.s) pictures credit to WRS, google, and me+cub


Selasa, 14 Desember 2010

생일축하합니다

Happy Birthday Lee Jinki :)
i wish you all the best
keep your health, keep your leadership
and you may keep your sangtae too :P
we love you, Onew <3



p.s i know it's unfair that i made a pic for minho but didn't for onew
actually, i made one for him too, but it's not finished yet
and i think, i'm going to finish it tomorrow, and upload it asap, as a belated present for him
so, see you tomorrow baby ^^

Rabu, 08 Desember 2010

Happy Birthday Choi Minho




HAPPY BIRTHDAY TO MINHO-APPA
yeah. eventhough you're not my real appa (my real appa is Hankyung-appa :P)
but you're my umma's husband, so you're still my appa, right? hohoho



well.. me, as your non-biological daughter, wish you all the best,
keep healthy, keep your charisma, and keep shining,
oh, and please lessen your 'hyung-whoring' thing XD



p.s) pictures credit to weareshining and google, editted by myself :)

Kamis, 11 November 2010

just an angsty poem

you broke my heart once, it got shattered and i cried.
you broke my heart twice, it was raining and all i could feel is pain.
you broke my heart thrice, it hurts like hell, but it was healed.
and now you breaking my heart again, but even it's raining and even it's hurting me,
I'm happy because you find your happiness, I'm smiling because you're smiling.
I don't cry and I still can stand, cause I'm stronger.
Stronger than ever.

Rabu, 27 Oktober 2010

Gloomy Sunday

Gloomy Sunday
*salshaamalia*


"Ayolah, kenapa kamu nggak confess aja sih ke Jonghyun?" tanya Yonghae pada Jonghoon yang sedang membaca buku di salah satu meja kantin.
"Hah? Apa?"
"Confess. Ke Jonghyun," jawab Yonghae seolah-olah itu hal yang sangat wajar.
Jonghoon menutup bukunya dan menggelengkan kepala, "Nggak mungkin. It's impossible," ucapnya.
"Kenapa enggak?" tanya Yonghae.
"Kamu nggak denger? Dia suka sama seorang perempuan dari kelas sebelah."
"Lalu?"
Jonghoon menatap temannya tidak percaya, "Lalu aku bisa apa?!"
Yonghae menatapnya minta maaf. Lalu mereka terdiam, Jonghoon melanjutkan membacanya sedangkan Yonghae membuka kotak bekalnya.

"Hey," Yonghae memecah keheningan setelah menyelesaikan urusan dengan kotak bekalnya, "Mungkin aku bisa membantumu. Dia biasanya lewat depan kelas kita kan?"
Jonghoon berhenti membaca, mengangguk kecil, lalu membaca lagi.
"Aku akan bicara padanya."
"Yeah, tapi lebih baik jangan," ucap Jonghoon tanpa mengalihkan perhatian dari bukunya.
"Kenapa?"
Jonghoon menghela nafas, "It's risky."
"Maksudmu?" tanya Yonghae bingung.
Jonghoon menghentikan bacaannya dan menatap Yonghae, "Aku sudah pernah mencoba mencegatnya, tapi fans-fans nya hampir membunuhku."
"Wow..." Yonghae diam sejenak, "Kenapa nggak waktu sendirian? Kamu satu kelas musik dengannya kan?"
"Untuk apalagi? Dia sendiri bilang kalau dia sedang naksir sama anak kelas sebelah, there is no way he would like me back," ucap Jonghoon.
"Tapi-"
"Stop it, Yonghae! Nggak usah diomongin lagi, it's pointless." Jonghoon hampir membanting buku di tangannya.
Yonghae ikut sedih saat melihat sahabatnya down seperti ini, tapi mungkin memang lebih baik untuk nggak diomongin sekarang, "Okay, sorry. Sebentar lagi bel, kamu kelas musik kan?"
Jonghoon mengangguk seraya memasukkan buku ke tasnya, "Ya, aku harus ke studio sekarang, biolaku belum di-stem."
"Okay, sana cepat." Jonghoon menggendong tasnya dan berjalan menuju pintu kelas.
Ia tersenyum dan melambaikan tangan pada Yonghae saat sahabatnya itu meneriakkan 'Fighting!'

-

Jonghoon menutup kotak biolanya. Kelas sudah usai, sebagian besar murid sudah pulang, tinggal beberapa saja yang masih harus membereskan alat musik. Jonghoon mengedarkan pandangannya dan berhenti saat matanya menangkap Jonghyun dan... seorang murid dari kelas sebelah. Murid yang disukai oleh cowok yang ia sukai. Ternyata mereka bertiga satu kelas musik. What a coincidence, eh?

'Should I give a try?' pikir Jonghoon. Tapi tiba-tiba pikirannya terusik saat seseorang berteriak.

Jonghoon menoleh dan bertanya pada teman yang berada di sampingnya, "Ada apa?"
"Mereka baru saja jadian," jawab temannya sambil menunjuk ke arah Jonghyun.
Jonghoon membeku, lalu ia memandang ke arah Jonghyun dan murid kelas sebelah yang sedang tertawa. 'Am I too late?' Jonghoon menunduk dan memejamkan matanya. Tidak ada yang tahu bagaimana sakitnya perasaannya saat ini.

Tiba-tiba, entah ada angin apa, ia menenteng tas biolanya dan berjalan menghampiri Jonghyun lalu menyentuh pundaknya. Jonghyun menoleh menatapnya sedikit bingung. Jonghoon menghela napas dan memutuskan untuk berhenti berpikir, "I like you." Jonghyun menatapnya kaget, begitu pula dengan pacarnya. "But congrats for both of you." Jonghoon tersenyum lalu beranjak dari tempatnya, ia berjalan keluar kelas, keluar sekolah, pulang menuju ke rumahnya, dan tanpa menyadari bahwa ia menangis.

-

Keesokan harinya, Yonghae menerima pesan dari Jonghoon.

Today is Sunday, should I listen to Gloomy Sunday?

Yonghae sedikit heran membacanya dan segera membalas dengan :

Hey, apa yang terjadi?

Tapi Yonghae tidak menerima balasan dari Jonghoon, meskipun ia sudah berkali-kali mengiriminya pesan.

Sampai akhirnya, ketika malam tiba, handphone-nya bergetar dan menunjukkan satu pesan dari Jonghoon.

Aku terpesona oleh Gloomy Sunday.
Mau bagaimana lagi?

Yonghae membalas pesannya. Lalu ia menyalakan laptop dan mencari tahu tentang Gloomy Sunday, matanya membelalak saat ia tahu cerita-cerita mengenai lagu itu. Langsung saja ia menelpon Jonghoon, tapi tak ada jawaban. Menelpon rumahnya pun sama saja. Jarak rumah mereka terlalu jauh, lagipula ini sudah larut malam, orangtuanya tak akan mengijinkan ia keluar, apapun alasannya. Dalam hati Yonghae berdoa, agar tidak ada hal buruk yang terjadi, dan ia bisa bertemu dengan Jonghoon keesokan harinya di sekolah.

Tapi, Yonghae sama sekali tak bertemu dengan sahabatnya itu di sekolah, tidak hari itu, tidak besoknya, dan tidak hari-hari berikutnya. Jonghoon tidak pernah hadir lagi di sekolah itu.

-end-

well, gimana? itu terinspirasi dari "It's impossible," said pride. "It's risky," said experience. "It's pointless," said reason. "Give it a try," whispered heart. Tapi saya gak ngasih happy ending *padahal tokohnya saya sendiri --a* karena saya sedang patah hati, gara2 Jjong pacaran sama Shin Se Kyung sih, terus saya ndengerin Gloomy Sunday berulang2 dah voila! terciptalah fanfic ini. Mungkin mbacanya agak aneh, soalnya saya bikinnya buru-buru nih, dan males ngerombaknya juga. Oh iya, tenang saja, besok saya masih bakal terlihat di sekolah kok :P

Jumat, 13 Agustus 2010

First love

Jika kau menjadi diriku, maka yang bisa kau lakukan hanyalah melihatnya dari jauh. Pikiranmu tak pernah lepas darinya. Bahkan, teman-temanmu sering mendapatimu sedang memikirkannya. Kau akan mengingat bagaimana dia tersenyum, bagaimana dia tertawa. Dan kau hanya bisa memandangnya tanpa berani berkenalan dengannya. Kau tak bisa mendekatinya, dan kau tak berani mendekatinya. Yang kau tahu hanyalah hal-hal yang bisa kau lihat. Kau tak mengetahui hal lain tentang dirinya. Tapi kau menyukainya.

Kau memang mengenalnya, meski hanya sebatas nama saja. Jika pagi datang, kau akan berdoa. Berharap dapat bertemu dengannya di hari itu untuk memastikan dia baik-baik saja—karena kau khawatir padanya. Maka, kau akan bernapas lega jika kau melihatnya—rambut pirangnya yang khas yang membuatmu mudah menemukannya—dan kau tak akan berhenti berdoa, berharap tak terjadi apa-apa padanya, jika kau tak bertemu dengannya.

Dia selalu terlihat ceria, dengan senyum dan tawanya yang ramah dan suaranya yang merdu. Sisi kekanakan yang muncul saat ia bersama temannya, dan sisi dewasa saat ia menghadapi masalahnya. Kau tak tahu sisi mana yang membuatku menyukainya. Mungkin keduanya.

Kau selalu memperhatikannya. Dia begitu bersinar saat jemarinya menari di atas piano, mengungkapkan segalanya melalui dentingan hitam-putih piano. Ia akan menyerahkan sepenuh hatinya dalam permainan itu. Memberikan segenap jiwa dan perasaan yang dimilikinya. Seakan ia menyatu dengan piano tua di pojok aula itu. Maka alunan nada yang ia hasilkan akan meresap ke dalam hatimu, seolah menyadarkanmu, bahwa kau telah jatuh cinta padanya.

Setelah ia selesai bermain piano, kau akan bertepuk tangan pelan untuk memujinya—bahkan terkadang kau menangis. Saat ia beranjak dari tempatnya dan keluar menuju pintu lain aula, maka kau akan keluar dari tempat persembunyianmu, menghampiri piano tua itu dan mengulang permainan pianonya. Mencoba merasakan apa yang ia rasakan saat memainkan piano tadi. Dan kau tahu benar apa yang kau rasakan sama dengan yang ia rasakan. Tapi yang kau tak tahu, ia akan kembali lagi ke aula, dia akan berhenti dan melihatmu sejenak. Lalu bersandar di tembok, mendengarkan permainan pianomu sambil tersenyum. Sama seperti dirimu yang selalu melihatnya, ya, sama seperti aku yang jatuh cinta.


Started 09/04/2010, edited 12/04/2010

Rabu, 12 Mei 2010

killer instinct

oh, sh**
you're just screwed up with me girl!!
and you know what?
i wanna kill you right now, i really do!
i'm fed up with you, with your face, with your act, you act as if he is yours,
oh girl, he is NOT yours! HE IS MINE! you need to remember that!
people already know that i like him a long time before you, so how come you say that he is your boyfriend?
you made a mistake, a fatal mistake, and i don't think i want to see your face again.

Sabtu, 08 Mei 2010

Drops of Rain

yoh, tanpa banyak basa-basi,, inilah fanfic yang akhirnya berhasil dipublikasikan, dedicated to my bestfriend Rani Cub :) *maaf ya, lama nunggu*

enjoy....

title : Drops of Rain
casts : Kim Yonghae, Lee Jinki
note : terinspirasi dari sebuah fanfic lain



Drops of Rain
By salshaamalia

Kim Yonghae memandangi langit dari atap sekolah, hari ini adalah hari kelulusan kakak kelasnya dan acara kelulusan sedang berlangsung di aula. Lee Jinki—sunbae dan juga tetangganya—termasuk siswa yang merayakan kelulusan. Yonghae merasa senang untuknya tapi dia juga merasa sedih, karena Jinki akan melanjutkan di Universitas yang agak jauh ia memutuskan untuk mencari tempat tinggal yang lebih dekat dengan kampus, dan itu berarti Yonghae tidak bisa bertemu Jinki setiap hari.

Yonghae menutup mata, dia merasa ini adalah kesempatan terakhir untuk menyatakan perasaannya pada Jinki, tapi dia tidak mempunyai keberanian. Dia takut jika Jinki hanya menganggapnya sebagai hoobae seperti biasa, meski kadang ia merasakan ada yang beda dari cara Jinki memperlakukannya dibandingkan dengan hoobae yang lain. Yonghae membuka mata saat merasakan tetesan air hujan, bagus, hari ini hujan seakan mengajakku menangis saja…

Yonghae meninggalkan atap sekolah saat rintikan hujan makin deras, kini ia melangkahkan kaki menuju ruang musik, tempat ia sering menghabiskan waktu dengan Jinki. Yonghae mengambil tempat di dekat jendela, dan melirik jam tangannya, sudah satu setengah jam berlalu, harusnya acaranya sudah selesai. Yonghae memandang luar melalui jendela, tetes demi tetes air hujan berlomba untuk mencapai tanah terlebih dahulu. Yonghae tidak begitu menyukai hujan, apalagi saat ini—saat Jinki pergi.

Yonghae menghampiri piano di pojok ruangan, dan mulai memainkan lagu “Kiss the Rain”—sesuai dengan turunnya hujan—milik Yiruma, lagu kesukaan Jinki. Yonghae mengungkapkan kesedihannya melalui dentingan piano dan membiarkan matanya tertutup, mengingat saat-saat ia bersama Jinki, namun hal itu malah membuatnya ingin menangis, memikirkan bagaimana ia hanya bisa menyukai Jinki tanpa berani mengatakannya.

Yonghae menghentikan permainan pianonya di tengah-tengah lagu, matanya memanas, jika ia melanjutkan bermain piano, bisa-bisa ia menangis. Tiba-tiba seseorang bertepuk tangan untuknya, Yonghae menoleh dan melihat Jinki sedang bersandar di pintu.

“Jinki-sunbae…” ucap Yonghae lirih.

“Kenapa berhenti?” tanya Jinki.

Yonghae menggeleng pelan, “Aku sedikit lupa bagian itu.”

Bohong.

Yonghae jelas menghapal baik lagu itu, dia hanya tidak mau mengatakan bahwa ia ingin menangis mendengar lagu itu.

Jinki mengangguk kecil dan menghampiri Yonghae, “Aku tidak melihatmu di aula tadi.”

“Aku memang tidak datang.” Yonghae memasang wajah polosnya

Bohong.

Aku datang, hanya saja kau tidak melihatku, sunbae…

“Lalu, kenapa kamu di sini?”

“Tidak apa-apa, ingin saja, memangnya tidak boleh?”

Jinki menatap Yonghae curiga, “Sejak kapan kau berani bohong padaku? Aku melihatmu tadi di aula, tapi kau pergi saat aku dipanggil.”

Yonghae hanya diam, tidak tahu harus memberi respon apa.

“Jadi…katakan padaku, kenapa kau kabur?”

“Yaah, habis sunbae pasti bakal berpidato panjang-lebar, kan? Daripada aku jadi ngantuk, lebih baik aku kabur saja... hehehe”

“Ck…beraninya kamu sama sunbae-mu,” Jinki mengacak-acak rambut Yonghae.

“Eh? Kenapa kau tidak marah? Biasanya kau selalu menyuruhku berhenti.”

“Hmmm… mungkin ini terakhir kali sunbae mengacak rambutku, jadi aku biarkan saja.”

“Yah! Kau bicara seperti aku akan mati saja! Aku kan hanya lulus sekolah,” Jinki berpura-pura marah.

“Tapi… bukankah kau akan pindah, sunbae? Mungkin kita akan jadi jarang bertemu,” Yonghae menatap luar jendela, tidak berani melihat Jinki.

“Ya, sudahlah, padahal aku ingin menghabiskan hari ini bersamamu, tapi sepertinya kita sama-sama tidak mood. Aku pulang saja, “ Jinki beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju pintu.

Yonghae menoleh ke arah Jinki, jika saja ia bisa mengumpukan keberanian untuk menghentikan Jinki, tapi Yonghae hanya bisa menggigit bibir agar tidak menangis.

Jinki menghentikan langkahnya dan berbalik, “Apa kau tidak akan mengatakannya?”
Yonghae menatap Jinki heran, “Tentang apa?”

“Mungkin ini kesempatan terakhir sebelum aku pindah ke universitas besok. Kau yakin tidak ada yang ingin dikatakan?”

Yonghae menggeleng ragu, tiba-tiba ia tersentak, jangan-jangan...

Perlahan, Jinki menghampiri Yonghae, “Jika tidak ada yang ingin kau katakan, biar aku yang mengatakan sesuatu padamu,” Jinki terdiam sejenak, “Saranghae yo, Yonghae-ah.”

Yonghae mencerna kata-kata yang diucapkan Jinki, ketika ia paham, refleks ia menutup mulut untuk menahan kagetnya. Mata coklat Yonghae mulai berkaca-kaca. Bukan, bukan oleh air mata sedih, tapi air mata bahagia.

“Apa… sejak kapan?” Rasa kaget terpancar jelas di wajah Yonghae.

“Sudah lama… dan kau membuatku menunggu selama ini, Yonghae-ah,” ucap Jinki sambil menatap lembut mata Yonghae.

Yonghae seolah tersedot oleh tatapan Jinki, jantungnya menjadi berdegup kencang, yang bisa ia katakan hanyalah, “Nado saranghae, sunbae.”

Jinki tersenyum lalu memeluk Yonghae, membuat gadis itu sedikit terkejut, namun perlahan Yonghae membalas pelukan Jinki. Beberapa saat kemudian, mereka melepaskan pelukan sambil tersenyum malu, Jinki menggaruk-garuk kepala salah tingkah, sementara Yonghae tersipu-sipu malu memandang kearah jendela, Sepertinya aku akan menyukai hujan sejak saat ini.

Selasa, 04 Mei 2010

unsure

yeah, memang terlalu lama selang waktu antara first post dengan post selanjutnya.
niatnya sih mau langsung nge-post fanfic untuk post kedua ini, tapi ternyata.....saya masih tidak yakin dengan fanfic saya sendiri -__-" lebih tepatnya sih nggak percaya diri....
tapi yaa, udah terlanjur janji sama cub sih, jadi tetep bakal dipost *sigh*
yoh, mudah-mudahan wae abis ini saya bisa puas dengan editan saya sehingga saya bisa mngepost fanfic saya..
btw, kenapa bahasanya jad agak formal yak?
..
..
lupakan!!

bye-cycle, bye-bye-cycle
annyeong~

Senin, 26 April 2010

first post

yeah~
another blog from me :)
dan inilah blog yang saya janjikan pada cub, untuk mempermudah aksesnya membaca fanfic2 ku :D
sesuai dengan judul blog "my another world" dan nama blog "anotherofmylife" jadi bisa disimpulkan bahwa blog ini adalah bagian lain dari saya, ya terserah anda bagaimana persepsinya, tapi yang pasti ini blog akan saya khususkan untuk mengepost fanfic2 saya :)

fanfic-fanfic nya semua dalam bahasa indonesia, dan nggak kepikiran buat ngubah ke bahasa inggris,
fanfic2 tersebut aku dedikasikan bagi mereka yang sudah merelakan namanya menjadi tokoh dalam fanfic gak bermutu saya, dan juga teruntuk mereka yang sudah merelakan waktu untuk membacanya :D

okeh, cukuplah basa-basinya,
sekian first post dari saya,
tunggu post selanjutnya

bye-cycle, bye-bye-cycle
annyeong :D