Rabu, 12 Mei 2010

killer instinct

oh, sh**
you're just screwed up with me girl!!
and you know what?
i wanna kill you right now, i really do!
i'm fed up with you, with your face, with your act, you act as if he is yours,
oh girl, he is NOT yours! HE IS MINE! you need to remember that!
people already know that i like him a long time before you, so how come you say that he is your boyfriend?
you made a mistake, a fatal mistake, and i don't think i want to see your face again.

Sabtu, 08 Mei 2010

Drops of Rain

yoh, tanpa banyak basa-basi,, inilah fanfic yang akhirnya berhasil dipublikasikan, dedicated to my bestfriend Rani Cub :) *maaf ya, lama nunggu*

enjoy....

title : Drops of Rain
casts : Kim Yonghae, Lee Jinki
note : terinspirasi dari sebuah fanfic lain



Drops of Rain
By salshaamalia

Kim Yonghae memandangi langit dari atap sekolah, hari ini adalah hari kelulusan kakak kelasnya dan acara kelulusan sedang berlangsung di aula. Lee Jinki—sunbae dan juga tetangganya—termasuk siswa yang merayakan kelulusan. Yonghae merasa senang untuknya tapi dia juga merasa sedih, karena Jinki akan melanjutkan di Universitas yang agak jauh ia memutuskan untuk mencari tempat tinggal yang lebih dekat dengan kampus, dan itu berarti Yonghae tidak bisa bertemu Jinki setiap hari.

Yonghae menutup mata, dia merasa ini adalah kesempatan terakhir untuk menyatakan perasaannya pada Jinki, tapi dia tidak mempunyai keberanian. Dia takut jika Jinki hanya menganggapnya sebagai hoobae seperti biasa, meski kadang ia merasakan ada yang beda dari cara Jinki memperlakukannya dibandingkan dengan hoobae yang lain. Yonghae membuka mata saat merasakan tetesan air hujan, bagus, hari ini hujan seakan mengajakku menangis saja…

Yonghae meninggalkan atap sekolah saat rintikan hujan makin deras, kini ia melangkahkan kaki menuju ruang musik, tempat ia sering menghabiskan waktu dengan Jinki. Yonghae mengambil tempat di dekat jendela, dan melirik jam tangannya, sudah satu setengah jam berlalu, harusnya acaranya sudah selesai. Yonghae memandang luar melalui jendela, tetes demi tetes air hujan berlomba untuk mencapai tanah terlebih dahulu. Yonghae tidak begitu menyukai hujan, apalagi saat ini—saat Jinki pergi.

Yonghae menghampiri piano di pojok ruangan, dan mulai memainkan lagu “Kiss the Rain”—sesuai dengan turunnya hujan—milik Yiruma, lagu kesukaan Jinki. Yonghae mengungkapkan kesedihannya melalui dentingan piano dan membiarkan matanya tertutup, mengingat saat-saat ia bersama Jinki, namun hal itu malah membuatnya ingin menangis, memikirkan bagaimana ia hanya bisa menyukai Jinki tanpa berani mengatakannya.

Yonghae menghentikan permainan pianonya di tengah-tengah lagu, matanya memanas, jika ia melanjutkan bermain piano, bisa-bisa ia menangis. Tiba-tiba seseorang bertepuk tangan untuknya, Yonghae menoleh dan melihat Jinki sedang bersandar di pintu.

“Jinki-sunbae…” ucap Yonghae lirih.

“Kenapa berhenti?” tanya Jinki.

Yonghae menggeleng pelan, “Aku sedikit lupa bagian itu.”

Bohong.

Yonghae jelas menghapal baik lagu itu, dia hanya tidak mau mengatakan bahwa ia ingin menangis mendengar lagu itu.

Jinki mengangguk kecil dan menghampiri Yonghae, “Aku tidak melihatmu di aula tadi.”

“Aku memang tidak datang.” Yonghae memasang wajah polosnya

Bohong.

Aku datang, hanya saja kau tidak melihatku, sunbae…

“Lalu, kenapa kamu di sini?”

“Tidak apa-apa, ingin saja, memangnya tidak boleh?”

Jinki menatap Yonghae curiga, “Sejak kapan kau berani bohong padaku? Aku melihatmu tadi di aula, tapi kau pergi saat aku dipanggil.”

Yonghae hanya diam, tidak tahu harus memberi respon apa.

“Jadi…katakan padaku, kenapa kau kabur?”

“Yaah, habis sunbae pasti bakal berpidato panjang-lebar, kan? Daripada aku jadi ngantuk, lebih baik aku kabur saja... hehehe”

“Ck…beraninya kamu sama sunbae-mu,” Jinki mengacak-acak rambut Yonghae.

“Eh? Kenapa kau tidak marah? Biasanya kau selalu menyuruhku berhenti.”

“Hmmm… mungkin ini terakhir kali sunbae mengacak rambutku, jadi aku biarkan saja.”

“Yah! Kau bicara seperti aku akan mati saja! Aku kan hanya lulus sekolah,” Jinki berpura-pura marah.

“Tapi… bukankah kau akan pindah, sunbae? Mungkin kita akan jadi jarang bertemu,” Yonghae menatap luar jendela, tidak berani melihat Jinki.

“Ya, sudahlah, padahal aku ingin menghabiskan hari ini bersamamu, tapi sepertinya kita sama-sama tidak mood. Aku pulang saja, “ Jinki beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju pintu.

Yonghae menoleh ke arah Jinki, jika saja ia bisa mengumpukan keberanian untuk menghentikan Jinki, tapi Yonghae hanya bisa menggigit bibir agar tidak menangis.

Jinki menghentikan langkahnya dan berbalik, “Apa kau tidak akan mengatakannya?”
Yonghae menatap Jinki heran, “Tentang apa?”

“Mungkin ini kesempatan terakhir sebelum aku pindah ke universitas besok. Kau yakin tidak ada yang ingin dikatakan?”

Yonghae menggeleng ragu, tiba-tiba ia tersentak, jangan-jangan...

Perlahan, Jinki menghampiri Yonghae, “Jika tidak ada yang ingin kau katakan, biar aku yang mengatakan sesuatu padamu,” Jinki terdiam sejenak, “Saranghae yo, Yonghae-ah.”

Yonghae mencerna kata-kata yang diucapkan Jinki, ketika ia paham, refleks ia menutup mulut untuk menahan kagetnya. Mata coklat Yonghae mulai berkaca-kaca. Bukan, bukan oleh air mata sedih, tapi air mata bahagia.

“Apa… sejak kapan?” Rasa kaget terpancar jelas di wajah Yonghae.

“Sudah lama… dan kau membuatku menunggu selama ini, Yonghae-ah,” ucap Jinki sambil menatap lembut mata Yonghae.

Yonghae seolah tersedot oleh tatapan Jinki, jantungnya menjadi berdegup kencang, yang bisa ia katakan hanyalah, “Nado saranghae, sunbae.”

Jinki tersenyum lalu memeluk Yonghae, membuat gadis itu sedikit terkejut, namun perlahan Yonghae membalas pelukan Jinki. Beberapa saat kemudian, mereka melepaskan pelukan sambil tersenyum malu, Jinki menggaruk-garuk kepala salah tingkah, sementara Yonghae tersipu-sipu malu memandang kearah jendela, Sepertinya aku akan menyukai hujan sejak saat ini.

Selasa, 04 Mei 2010

unsure

yeah, memang terlalu lama selang waktu antara first post dengan post selanjutnya.
niatnya sih mau langsung nge-post fanfic untuk post kedua ini, tapi ternyata.....saya masih tidak yakin dengan fanfic saya sendiri -__-" lebih tepatnya sih nggak percaya diri....
tapi yaa, udah terlanjur janji sama cub sih, jadi tetep bakal dipost *sigh*
yoh, mudah-mudahan wae abis ini saya bisa puas dengan editan saya sehingga saya bisa mngepost fanfic saya..
btw, kenapa bahasanya jad agak formal yak?
..
..
lupakan!!

bye-cycle, bye-bye-cycle
annyeong~