Minggu, 27 Februari 2011

it's a story about me and you -unedited-

Aku sendirilah yang membangun benteng pertahanan di sekitarku. Aku ingat, dulu aku pernah membuka sedikit pintu untukmu. Sedikit demi sedikit, kemudian terbuka lebar. Namun, sebelum kamu sempat masuk, aku menutupnya lagi. Membantingnya tepat di hadapanmu. Aku terlalu takut untuk membiarkan kamu masuk dan singgah, aku takut jika akhirnya kamu akan membalikkan punggungmu, keluar melalui pintu yang sama seperti saat kau masuk, lalu pergi meninggalkanku. Padahal seharusnya bukan itu yang aku pikirkan, seharusnya aku berpikir bahwa kamu akan singgah, lalu menetap dan menemaniku.
Tanpa ku sadari, aku bahkan memperkokoh benteng pertahananku, agar kamu tidak bisa menyentuhku apalagi menyakitiku. Bodohnya, aku tidak tahu bahwa malah aku yang menyakitimu. Aku membiarkanmu di luar, menungguku. Sementara aku di dalam, bersembunyi dalam labirin. Rupanya ego-ku terlalu kuat, karena aku berpikir bahwa kamu akan selalu berdiri menungguku membukakan pintu. Aku tidak memikirkan kondisimu sama sekali. Aku tidak sadar akan dua hal, bahwa kamu juga manusia, dan menunggu itu melelahkan. Ya, aku membiarkanmu kelelahan menunggu hingga akhirnya kamu memutuskan untuk pulang.
Saat aku tahu bahwa kamu tak lagi di depan bentengku, aku lega, karena itu berarti benteng pertahananku berfungsi dengan baik. Itu artinya, jika aku merasakan tanda bahaya aku bisa segera berlindung di dalamnya. Lalu aku melepas semua kunci pintu, agar kamu bisa membuka pintuku lagi. Aku berpikir bahwa kamu hanya pulang sebentar, dan kamu akan kembali lagi ke bentengku.
Dan betapa bodohnya aku! Aku butuh 3 tahun untuk menyadari bahwa kamu memutuskan untuk tidak kembali. Bahwa kamu terlalu lelah dan tersakiti olehku, hingga tidak mau menemuiku lagi. Lalu benteng kokoh yang telah ku bangun itu hancur seketika, menimpaku sendiri. Menghancurkanku sendiri.
Ya, pada akhirnya tetap saja aku yang tersakiti, oleh tindakanku sendiri 3 tahun yang lalu. Sementara kamu, kamu bahagia dengan dia. Kamu bahagia. Ya, kalau begitu akupun turut berbahagia.

p.s masih belom rampung, bakal diedit a.s.a.p