Rabu, 27 Oktober 2010

Gloomy Sunday

Gloomy Sunday
*salshaamalia*


"Ayolah, kenapa kamu nggak confess aja sih ke Jonghyun?" tanya Yonghae pada Jonghoon yang sedang membaca buku di salah satu meja kantin.
"Hah? Apa?"
"Confess. Ke Jonghyun," jawab Yonghae seolah-olah itu hal yang sangat wajar.
Jonghoon menutup bukunya dan menggelengkan kepala, "Nggak mungkin. It's impossible," ucapnya.
"Kenapa enggak?" tanya Yonghae.
"Kamu nggak denger? Dia suka sama seorang perempuan dari kelas sebelah."
"Lalu?"
Jonghoon menatap temannya tidak percaya, "Lalu aku bisa apa?!"
Yonghae menatapnya minta maaf. Lalu mereka terdiam, Jonghoon melanjutkan membacanya sedangkan Yonghae membuka kotak bekalnya.

"Hey," Yonghae memecah keheningan setelah menyelesaikan urusan dengan kotak bekalnya, "Mungkin aku bisa membantumu. Dia biasanya lewat depan kelas kita kan?"
Jonghoon berhenti membaca, mengangguk kecil, lalu membaca lagi.
"Aku akan bicara padanya."
"Yeah, tapi lebih baik jangan," ucap Jonghoon tanpa mengalihkan perhatian dari bukunya.
"Kenapa?"
Jonghoon menghela nafas, "It's risky."
"Maksudmu?" tanya Yonghae bingung.
Jonghoon menghentikan bacaannya dan menatap Yonghae, "Aku sudah pernah mencoba mencegatnya, tapi fans-fans nya hampir membunuhku."
"Wow..." Yonghae diam sejenak, "Kenapa nggak waktu sendirian? Kamu satu kelas musik dengannya kan?"
"Untuk apalagi? Dia sendiri bilang kalau dia sedang naksir sama anak kelas sebelah, there is no way he would like me back," ucap Jonghoon.
"Tapi-"
"Stop it, Yonghae! Nggak usah diomongin lagi, it's pointless." Jonghoon hampir membanting buku di tangannya.
Yonghae ikut sedih saat melihat sahabatnya down seperti ini, tapi mungkin memang lebih baik untuk nggak diomongin sekarang, "Okay, sorry. Sebentar lagi bel, kamu kelas musik kan?"
Jonghoon mengangguk seraya memasukkan buku ke tasnya, "Ya, aku harus ke studio sekarang, biolaku belum di-stem."
"Okay, sana cepat." Jonghoon menggendong tasnya dan berjalan menuju pintu kelas.
Ia tersenyum dan melambaikan tangan pada Yonghae saat sahabatnya itu meneriakkan 'Fighting!'

-

Jonghoon menutup kotak biolanya. Kelas sudah usai, sebagian besar murid sudah pulang, tinggal beberapa saja yang masih harus membereskan alat musik. Jonghoon mengedarkan pandangannya dan berhenti saat matanya menangkap Jonghyun dan... seorang murid dari kelas sebelah. Murid yang disukai oleh cowok yang ia sukai. Ternyata mereka bertiga satu kelas musik. What a coincidence, eh?

'Should I give a try?' pikir Jonghoon. Tapi tiba-tiba pikirannya terusik saat seseorang berteriak.

Jonghoon menoleh dan bertanya pada teman yang berada di sampingnya, "Ada apa?"
"Mereka baru saja jadian," jawab temannya sambil menunjuk ke arah Jonghyun.
Jonghoon membeku, lalu ia memandang ke arah Jonghyun dan murid kelas sebelah yang sedang tertawa. 'Am I too late?' Jonghoon menunduk dan memejamkan matanya. Tidak ada yang tahu bagaimana sakitnya perasaannya saat ini.

Tiba-tiba, entah ada angin apa, ia menenteng tas biolanya dan berjalan menghampiri Jonghyun lalu menyentuh pundaknya. Jonghyun menoleh menatapnya sedikit bingung. Jonghoon menghela napas dan memutuskan untuk berhenti berpikir, "I like you." Jonghyun menatapnya kaget, begitu pula dengan pacarnya. "But congrats for both of you." Jonghoon tersenyum lalu beranjak dari tempatnya, ia berjalan keluar kelas, keluar sekolah, pulang menuju ke rumahnya, dan tanpa menyadari bahwa ia menangis.

-

Keesokan harinya, Yonghae menerima pesan dari Jonghoon.

Today is Sunday, should I listen to Gloomy Sunday?

Yonghae sedikit heran membacanya dan segera membalas dengan :

Hey, apa yang terjadi?

Tapi Yonghae tidak menerima balasan dari Jonghoon, meskipun ia sudah berkali-kali mengiriminya pesan.

Sampai akhirnya, ketika malam tiba, handphone-nya bergetar dan menunjukkan satu pesan dari Jonghoon.

Aku terpesona oleh Gloomy Sunday.
Mau bagaimana lagi?

Yonghae membalas pesannya. Lalu ia menyalakan laptop dan mencari tahu tentang Gloomy Sunday, matanya membelalak saat ia tahu cerita-cerita mengenai lagu itu. Langsung saja ia menelpon Jonghoon, tapi tak ada jawaban. Menelpon rumahnya pun sama saja. Jarak rumah mereka terlalu jauh, lagipula ini sudah larut malam, orangtuanya tak akan mengijinkan ia keluar, apapun alasannya. Dalam hati Yonghae berdoa, agar tidak ada hal buruk yang terjadi, dan ia bisa bertemu dengan Jonghoon keesokan harinya di sekolah.

Tapi, Yonghae sama sekali tak bertemu dengan sahabatnya itu di sekolah, tidak hari itu, tidak besoknya, dan tidak hari-hari berikutnya. Jonghoon tidak pernah hadir lagi di sekolah itu.

-end-

well, gimana? itu terinspirasi dari "It's impossible," said pride. "It's risky," said experience. "It's pointless," said reason. "Give it a try," whispered heart. Tapi saya gak ngasih happy ending *padahal tokohnya saya sendiri --a* karena saya sedang patah hati, gara2 Jjong pacaran sama Shin Se Kyung sih, terus saya ndengerin Gloomy Sunday berulang2 dah voila! terciptalah fanfic ini. Mungkin mbacanya agak aneh, soalnya saya bikinnya buru-buru nih, dan males ngerombaknya juga. Oh iya, tenang saja, besok saya masih bakal terlihat di sekolah kok :P

2 komentar:

  1. Ceritanya kereeeen~ x3
    tapi aku kaget + takut tauk bcanya gra2 gloomy sunday itu..
    Sarusa tetep baik2 aja to?
    Eh emg si jjong bneran udh pnya cwek?

    BalasHapus
  2. iya dunk~ yang bikin kan aku kukuku~ *dilempar duit*
    baik2 aja, rada patah hati sih *lebay*
    tapi gapapalah, kan aku udah siap mental-lair-batin *apasih?*
    sankyu atas komennya~

    BalasHapus